Dampak draw diraih Juventus detik menghadang peringkat empat Serie A, Sampdoria, pada Juventus Stadium. Sempat tertinggal unggul semakin dulu sama gol Patrice Evra, Sampdoria sukses mengembat skor melalui tendangan kaki kiri Manolo Gabbiadini.
Raihan satu poin tersebut agak disesali Juventus. Pasalnya, selain menciptakan jarak antara mereka juga AS Roma menipis, ialah 1 poin, hasil seri ini menyudahi 25 kemenangan kandang beruntun Juve di Serie A. Terlebih lagi sebetulnya kesempatan unggul untuk Juve cukup besar karena menguasai jalannya pertentangan.
Di bagian mula-mula Juve begitu kuat. Ofensif demi terjangan terus mengalir. Namun kiper Sergio Romero tampil lumayan gemilang. Juga di sesi ke-2, skuat ajaran Sinisa Mihajlovic ini sanggup menyergap titik lemah ‘Si Nyonya Tua’ sehingga memaksakan kinerja seri.
Dinding Kokoh Sampdoria
Sampdoria mulai awal pertarungan semakin memisah-misahkan buat mengandalkan ofensif pulih sejajar usaha guna mencetak gol. Blucherciati konsentrasi dalam penjagaan dengan hanya mencadangkan Stefano Okaka seorang diri dalam lini depan ketika bertahan.
Tatkala memperoleh hantaman, Sampdoria memakai sembilan tokoh buat membentuk tembok tameng dari tengah. Angelo Palombo dahulu bermain guna holding midfielder yg menarik langkah sejajar dengan bek tengah. Sementara Pedro Obiang berdinas memerankan pengganggu di lini tengah. Aturan kendati seolah berubah atas 4-5-1 memerankan 5-3-1-1.
Obiang sendiri bergerak fleksibel. Ketika tokoh tengah Juventus menguasai bola, ia akan menjadi tokoh mula-mula yg mengganggunya. Akan tetapi begitu bola digulirkan di kiri, ia hendak menarik langkah selaras dengan 3 gelandang lainnya.
Taktik itu memproduksi Juve tidak mampu mempertontonkan umpan-umpan pendek di depan daerah kotak penalti. Juventus benar-benar biasa menaikkan Arturo Vidal bahkan Paul Pogba dalam menemani Roberto Pereyra yg memerankan tokoh no. 10.
Daripada ilustrasi di atas, Vidal serta Pereyra tampil berada semakin mendekati area kotak penalti dengan Morata ditugaskan selaku pemantul. Dengan mundurnya Obiang, celah di wilayah kotak penalti cukup sempit. Dengan demikian Juve pun bertambah bersabar bagi mengajak para tokoh Sampdoria utk meninggalkan posnya.
Namun Juve beruntung mengantongi gelandang-gelandang (dan juga Tevez yang tekun diturunkan di tengah) dengan skill yg mumpuni di masalah melewati pemain lawan. Tatkala struktur umpan-umpan singkat Juve tak mampu diperagakan, setiap pemain itu berinisiatif untuk menjebol penjagaan lewat tengah.
Pogba, Tevez, Pereyra, dan Marchisio berhasil berbuat dua dribble berhasil. Via keempat pemain tersebut lini tameng Sampdoria agak kerepotan, dengan demikian daripada sinilah kesempatan demi peluang Juve lahir. Namun, beruntung, Sampdoria mempunyai kiper setangguh Romero. Dr lima sepak terjang dengan memfokus ke gawang, 4 di antaranya mampu dihalau kiper timnas Argentina tersebut.
Gol Juventus sendiri didapatkan atas strategi umpan sudut. Claudio Marchisio mengoper sasaran di Evra yg dan kemudian menyambutnya dgn sundulan keras. Gol tersebut lebih terhadap kejelian Evra untuk mencari ruang karena ia tampil atas belakang. Padahal seorang fullback biasanya bakal menunggu dalam wilayah tengah lapangan tatkala mendapatkan terjangan pojok buat mengatasi terjang balik lekas.
Reparasi Strategi Menerobos Sampdoria
Penyesalan Sampdoria tak mampu mencipta gol pada putaran perdana yakni sebab lambatnya transisi menyerang bertahan ke menyerang. Periode Okaka atau pun Eder meraih bola, pemain lain kerap terlambat buat menurunkan sasaran. Itu membuat Okaka maupun Eder kerap kalah nominal ketika ada di zona tembok milik Juve. Sampdoria kendati walhasil seringkali dgn gampang kehilangan bola.